Pada zaman dahulu di sebuah desa terjadi peperangan antara kerajaan (tidak diketahui nama kerajaannya) banyak korban berjatuhan, yang akhirnya menyebabkan orang yang tinggal di daerah sekitar tempat peperangan menjadi ketakutan melihat banyaknya korban. Sehingga tidak ada yang berani keluar rumah, sampai akhirnya datang sesorang yang di kenal dengan sebutan Mbah Pandan Sari, orang itu berbicara pada seluruh warga yang tinggal di dekat tempat peprangan tersebut, apabila perang telah meluas dan tidak dapat dikendalikan lagi, mereka tidak perlu takut. Karena mereka nanti dapat bersembunyi di balik tumpukan – tumpukan karung padi yang terdapat di lumping, dengan begitu mereka akan terhindar dari peperangan.
Suatu hari peperangan telah usai, orang-orang yang berada di daerah tersebut merasa sedih, dan perihatin melihat banyaknya korban yang berjatuhan, sampai akhirnya muncul nama Desa Pekarungan yaitu rasa perihatin terhadap kejadian itu, serta rasa aman karena terhindar dari peperangan tersebut dengan bersembunyi di balik karung – karung padi. Pada akhirnya nama Mbah Pandan Sari menjadi terkenal, orang – orang menyebut sebagai penjaga desa tersebut. Untuk menghormati jasa-jasanya yang telah merawat dan menjaga desa, warga desa merawat makamnya, terkadang saat mau ada acara hajatan, orang – orang sering melakukan acara bancaan dan doa bersama di makam Mbah Pandan Sari untuk memohon ijin, dan menghormati beliau sebagai leluhur desa.
Demikian selanyang pandang atau sejarah singkat Desa Pekarungan yang dapat kami sampaikan kepada para pegiat Medsos, semoga dapat bermanfaat untuk kita semua, terima kasih.